Bully atau Bullying merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang perbuatan kurang menyenangkan baik perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap individu lain yang lebih lemah. Termasuk menyakiti secara fisik, menakut-nakuti, merendahkan, dan lain sebagainya. Untuk itu, sebagai langkah antisipasi terhadap munculnya bully, MIT Ar Roihan mengundang Founder BKstoria Bandung; Fikri Faturrahman sebagai Narasumber pelatihan yang bertajuk “Sekolah Happy Tanpa Bully”.
Pelatihan yang dibuka oleh Kepala Madrasah; Dr. Lailil Qomariyah, M.Pd., dilaksanakan pada Hari Sabtu (4/1) bertempat di ruang pertemuan madrasah. Dihadiri oleh Wali Kelas MIT Ar Roihan, Perwakilan Guru Mata Pelajaran, Perwakilan Guru Pendamping Khusus, Perwakilan dari MTs Ar Roihan, Perwakilan dari Madin Ar Roihan, Perwakilan Home Schooling Ar Roihan, Ketua Komite, dan Perwakilan dari Paguyupan Wali Murid kelas 1-6.
Dalam pelatihan ini, Fikri Fathurrahman menuturkan bahwa perundungan dapat terjadi secara singkat bahkan dalam hitungan detik, namun dampaknya akan terus membekas. Selain itu, dalam kejadian bully setidaknya ada empat peran pelaku, korban, penonton, dan mediator.
Kegiatan dalam pelatihan ini diantaranya, bermain mangkok-baso untuk menentukan kelompok. Brainstorming tentang tindakan bully yang sering ditemukan di lingkungan sekitar. Setelah Brainstorming, narasumber melanjutkan materi. Dalam paparan kali ini beliau menuturkan bahwa satu-satunya cara untuk memutus mata rantai dari tindakan bully adalah membangun situasi dimana “pelaku disadarkan, korban diberdayakan, penonton dikritiskan”. Pengkondisian dari ketiga lini ini, dimaksudkan agar kita tidak melihat tindakan bully dari satu sisi, yaitu pihak korban. Melainkan harus ditelaah lebih jauh sebab pelaku melakukan hal tersebut, termasuk orang di sekitar yang hanya menonton juga perlu ditelaah lebih lanjut, mengapa mereka memilih untuk tidak menolong korban.