Rombongan Tim Angklung MIT Ar Roihan, yang terdiri dari 15 siswa ABK, 5 guru, orang tua, dan Kepala Madrasah bertolak menuju Jakarta pada Senin (2/12). Perjalanan ditempuh melalui jalur darat dengan waktu sekitar 13-14 jam ini bertujuan memenuhi undangan untuk menghadirkan penampilan Angklung, pada acara Peringatan Hari Disabilitas Nasional Kementrian Agama Tahun 2024, yang diselenggarakan pada Hari Rabu (4/12), bertempat di Hotel Red Top and Convention Center Gambir- Jakarta Pusat.
Selain menghelat penampilan angklung, tim guru yang turut serta mendampingi diminta untuk membuka Expo di hotel tersebut. Barang barang yang ditampilkan ditata sedemikian rupa di booth Inklusi. Salah satu dari Tim Angklung MIT Ar Roihan yang bernama Kenzi, diberikan kesempatan yang sangat luar biasa. Kesempatan tersebut adalah memakaikan selempang bertuliskan “Bunda Inklusi” pada Helmi Halimatul Udhmah; istri dari Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Tidak hanya itu, salah seorang tim Angklung lainnya yang bernama Rara diminta memberikan buket bunga beliau. Sebagai Bunda Inklusi beliau ikut mendampingi tim Angklung menampilkan angklung dan menyanyi. Beliau bahkan tidak kuasa menahan air mata, saat menyaksikan tim Angklung menyanyikan lagu Bunda
Setelah menyanyikan lagu Bunda, tim Angklung menyanyikan lagu Jangan Menyerah, yang kemudian mengundang tepuk tangan meriah dari para Kepala Kanwil Kemenag se Indonesia, Para kepala Madrasah Inklusi dan juga para Pengawas.
Saat turun panggung Nasaruddin Umar; Menteri Agama menyalami dan menyemangati tim Angklung Ar Roihan. Tidak ketinggalan, Bunda Inklusi juga mengapresiasi PMA no 1 thn 2024 tentang Akomodasi Yang Layak bagi Penyandang Disabilitas. Regulasi ini menjadi tonggak penting dalam memastikan setiap madrasah menerima siswa tanpa diskriminasi, sekaligus memberikan layanan pendidikan terbaik.
Sebagaimana dilansir dari laman www.pendis.kemenag.go.id. Dalam sambutannya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian dalam mendukung anak-anak berkebutuhan khusus. Ia menekankan pentingnya memandang anak-anak istimewa ini sebagai “bintang langit” dengan bakat dan kelebihan unik yang menjadi inspirasi bagi banyak orang. “Setiap anak adalah kekasih Tuhan, dan siapa pun yang mencintai mereka akan mendapatkan keberkahan yang tak terhingga”, imbuh beliau
Merangkum sedikit dari penuturan Abu Rokhmad; Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Madrasah tidak sebatas tempat belajar, melainkan rumah bagi anak dengan keistimewaan. Ini adalah ladang amal jariyah yang harus kita rawat bersama,”