Budaya adalah modal identitas bangsa. Salah satu yang menggambarkan tentang identitas kebhinekaan Indonesia adalah seni tari yang tersebar dari seluruh penjuru negeri. Untuk mengenalkannya pada peserta didik, MIT Ar-Roihan menggelar acara pagelaran seni tari tradisional yang diikuti oleh peserta didik kelas 6 pada Kamis (10/10).
Halaman belakang MIT Ar-Roihan Lawang yang menjadi tempat acara penuh sesak dengan penonton dari kelas 1 hingga 5 yang ingin mengapresiasi kakak-kakak kelas mereka dari kelas 6. Pertunjukan yang dimulai pukul 08.00 WIB dan diakhiri pukul 10.00 WIB ini dipandu langsung oleh wali kelas 6 Gaza dan AlQuds, Miftachul Chotimah dan Ema Fitriyah.
Sementara itu, para penari dari kelas laki-laki maupun perempuan yang berjumlah 91 anak dengan luwes menari tradisional itu menarikan beberapa tarian antara lain: Sekapur sirih dari Jambi, Tari Saman dari Aceh, Tari Tor-tor dari Batak , Tari RatebĀ dari Aceh, Tari Kancet LasanĀ dari Kalimantan, Tari Kecak dari Bali, Tari Lenso dari Sulawesi Utara, dan Tari Grebeg Sabrang dari Jawa Timur.
Menurut Antiq Pratiwi, wali kelas 6 Tarim, menyatakan bahwa selain pagelaran seni ini bermuatan kompetensi dasar di ranah pembelajaran PKN, seni budaya ini juga terdapat di kompetensi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya karena anak-anak ikut juga merancang membuat aksesoris dan pernak-pernik yang ditampilkan dalam gelaran yang ramai tersebut.